SUNGAI BATANGHARI DALAM PERADABAN MASYARAKAT MELAYU JAMBI PADA MASA KERESIDENAN 1906 – 1942

Abstract

Letak geografi Wilayah Jambi ada pada cekungan Sungai yang disebut dengan Sungai Batanghari. Sungai Bataghari sendiri dikenal dengan tempat bermuaranya anak-anak sungai yang ada di perairan wilayah Jambi. Sungai Batanghari mengalir dari hulu ke hilir menuju ke arah Tanjung Jabung Timur. Sungai Batanghari bersinggungan langsung dengan beberapa selat, seperti Selat Berhala, Selat Karimata, dan Selat Malaka. Selain itu, Sungai Natangahrai juga bersentuhan dengan beberapa laut, seperti Laut Natuna, dan Laut Cina. Keberadaan Sungai ini memegang peran utama dalam pengaturan distribusi hasil pertanian, perkebunan dan hasil Sungai yang ada di wilayah Jambi untuk diperdagangkan. Munculnya produk baru dan kemitraan baru dalam dunia bisnis erat terkait dengan perkembangan masyarakat Melayu Jambi. Dari pertengahan tahun 1600 hingga akhir 1900-an, Jambi mendapatkan manfaat dari aktivitas perdagangan, termasuk lada, rempah-rempah, emas, karet, dan komoditas lainnya. Pada masa Keresidenan, Sungai Batanghari berfungsi sebagai pendorong utama dalam dinamika perekonomian dan perubahan sosial budaya masyarakat Jambi. Sungai Batanghari, sebagai jalur utama penghubung antara daerah hulu dan hilir wilayah Jambi, juga memberikan kontribusi yang signifikan. Penelitian ini merupakan studi sejarah yang dalam tahapan penelitiannya sejarah meliputi, Pertama Heuristik atau Pengumpulan data, kedua Kritik Sumber atau verifikasi data, ketiga Interpretasi atau penafsira dari data yang telah di verifikasi, dan terkahir Historiografi atau penulisan ulang sejarah. Dalam analisisnya, penelitian ini mengadopsi teori Alfred Thayer Mahan untuk memahami peran Sungai Batanghari dalam peradaban masyarakat Melayu Jambi pada masa keresidenan 1906-1942.